Title : Love In Next Life
Author :
Salsabilla
Genre :
Romance
Main Cast :-Lee
Sungyeol
-Jung
Haneul
Other Cast :
-Infinite Member (Sungyeol’s Friend)
-Jang
Eunho (Sungyeol’s Friend)
-Shin
Seulbin (Haneul’s Friend)
-Park
Hyunsu (Haneul’s Friend)
*0330/2008= FOREVER AND PURE * Part 1
(Sungyeol POV)
“Akhhhh,
haruskah heung?!” ucapku frustasi sambil menjambak-jambak rambutku. Sudah
setengah jam aku melakukan hal ini. Atau tepatnya 3 hari. Aku masih mondar
mandir di sekitar bangku ku. Temanku, Eunho ikut frustasi melihat tingkah ku
ini.
“Yakh!
Lee Sungyeol! Kau bodoh atau apa?! Apa susahnya heung?! Dia kan tetangga mu!”
Bentak Eunho yang membuatku membeku seketika. Sepertinya dia sudah benar-benar
muak melihat ulahku yang seperti orang bodoh ini.
“Akhhh,
kau tau sendirikan, aku adalah tetangga yang paling menyebalkan menurutnya dan
apakah menurutmu....” Eunho memotong kalimat ku. Dia menarik tanganku dan
membuatku duduk disebelahnya.
“kau
ini manusia super ribet di dunia...” sejenak dia berpikir. Aku merapikan rambut
yang tadi kujambak karna frustasi. Setengah ketampananku hilang karena hal ini.
dia menoleh ke arah ku. Sepertinya dia sudah mendapatkan ide yang cukup bagus.
“Kalau
kau tidak bisa mengungkapkannya dengan mulut mu, lakukan dengan cara lain.”
Kali ini aku yang berfikir.
“Cara
lain....” gumamku
“Ah,
ne!Gomawo. Ini kamera mu. Mianhae baru aku kembalikan, aku
lupa.....” aku segera merebut kamera itu. Melihat kamera itu, aku punya ide
cemerlang.
“Gomawo
Jang Eunho! Kau sahabat terbaikku!” ucapku sambil menepuk bahunya lalu berlari
meninggalkanya tanpa menghiraukan apa yang dia katakan. Aku berlari menuju
sebuah kelas di ujung sana yang masih satu koridor dengan kelasku. Kelas
sesosok manusia yang membuat ku kacau 3 hari terakhir.
“Oh-
Lee Sungyeol?” salah satu siswa di kelas itu terkejut melihat kedantangku dan
menyebutkan namaku. Orang yang ku cari pun langsung melindik tajam kearahku.
“Annyeong
Neul-a!” Sapa ku ramah.
“Kau mau apa?”
dengusnya kesal. Dia sangat cantik di saat-saat seperti ini. Hwaaa, Jung
Haneul! Kau ini benar-benar titisan bidadari dari surga atau apa??? Sejenak aku
hanya memandang wajahnya yang seperti kepiting rebus itu.
“Yakh! Yakh! Yakh! Kau
mau apa kesini?!” ucapnya sambil memukul-mukul mejanya.
“Neul-a, jebal
ikut aku sebentar, ini penting, gawat sekali!” aku mulai berakting.
“Heum? Ada apa? Cepat
katakan!” Wks, aktingku berhasil!
“Ikut aku sebentar. Jebaaal!”
aku menarik tangannya.
“Ishh, apa yang kau
lakukan huh? Kau mau mati?!” Ucapnya kesal. Huft, aku kira aktingku bereaksi
100%.
“Ini tidak bisa
dikatakan di depan umum, jebaaal, ikut aku sebentar!” ucapku menarik
tangan Haneul lagi. Akhirnya dia pasrah dan menurutiku. Aku membawanya ke atap
sekolah.
“Apa yang a...” CLIKK!
Aku mengambil foto Haneul.
“Yakh, apa yang kau
lakukan?” dia mengerutkan keningnya.
“menembakmu.” ucapku
sambil menahan tawa.
“YE?!” matanya
membulalak seakan mau keluar
“Iya membakmu! Sekarang,
kau adalah miliku!” aku menahan tawa
“MWO?!” Dia
mengguncang-guncang bahuku
“Nan Neomu, neumu,
neomu Joah!” akhirnya tawaku pecah setelah mengatakan hal itu kepadanya.
Aku melakukannya dengan gaya aegyo seorang Lee Sungyeol.
TAKKK! DUKKK! 1 jitakan dan 1 tendangan
mendarat di tubuhku dalam waktu bersamaan. “Jangan pernah temui aku!” ucapnya
kesal dan berjalan meninggalkanku.
“Neul-a, Haneul-a! Chakkaman...!”
aku berjalan memincang ke arahnya. Dia berdiri membalikan punggung. Saat tiba
disana aku meraih bahunya dan membuatnya berbalik. “Haneul-a... aku serius...” ucapku lirih.
“Sejak kapan seorang
Lee Sungyeol serius?” Ucapnya dengan nada meremehkan. Dia berpaling dari ku. Ku
membuat dia berbalik lagi. Ku memdekatkan wajah ku ke wajahnya sambil memandang
tajam matanya. Mungkin jaraknya hanya beberapa senti.
“Lihat mata ku... Aku
benar- benar serius... Aku menyukai seseorang bernama Jung Haneul. Tetangga ku.
Kira- kira dia juga begitu tidak?” Aku tersenyum ke arahnya sambil memandang lurus
matanya. Matanya juga memandang mataku.
“Hmm, sebelumku jawab,
bisa lepaskan aku dulu?” dia mulai risih.#ambil snikers *baikan -_-*#
“hehehe, mianhae..”
ucapku sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak berkutu maupun ketombe (?).
“Jadi... bagaimana?”
“Menurutmu?” kedua alisnya
terangkat. Aku hanya mengeleng. “Nado. Nan Neomu, neumu, neomu Joah.”
Ucapnya sambil menunjukkan senyumnya yang menapakan gusi dan sederet giginya
yang rapi. Sontak aku memeluk erat tubuhnya.
“Yakhh, Lee Sungyeol,
lepaskan, nanti ada yang melihat.” Ucapnya malu-malu.
“Shiero! Biarkan
saja yang lain melihat, biar mereka tau kalau Bulldog dan kepiting rebus ini
berpacaran.” Aku tertawa lepas dan mengeratkan pelukan untuknya.
“Mwo? Kepiting
rebus? Siapa yang kau bilang kepiting rebus?!” Ucapnya dengan nada kesal.
Aku melepaskan
pelukanku. “Lihat, lihat, kepiting rebusnya sudah matang. Sekarang diamatang,
karna malu atau marah?” aku terkekeh.
“ishh..” TAKKK, dia
menjitakku.
“appo...” aku
mengelus-ngelus kepalaku yang terasa berdenyut karena jitakan itu.
“heheh, mianhae,
sampai ketemu nanti.” Dia berlari menjauh dari ku dan menuruni tangga menuju
koridor lantai 3. Aku masih terpaku di tempat. Mengingat kejadian 6 tahun lalu.
Saat pertama kali aku bertemu dengannya.
“Eomma, ada tetangga baru
heum?” tanyaku pada eomma yang sedang memasak di dapur.
“Aigoo, mereka pindah semalam
tapi kau tidak tau?” tanya eomma heran.
“Molla. Eomma kan tau
aku aku susah dibangunkan.” Ucapku sambil menuangkan jus ke gelas.
“Yasudah, siram tanaman yang ada di
pagar sana, sekalian potong cabangnya.”Eomma masih berkutat pada sup
yang dimasaknya
“Ne, eomma.” Segera aku
memelesat ke halaman depan. Tak lupa memakai headset. Ku hidupkan air
dan mulai menyiram semak yang digunakan untuk memagari rumahku. Saat sedang
menyiram semak itu, sepertinya aku mendengar suara. Lama kelamaan entah kenapa
suara itu terdengar semakin deras. Seperti orang berteriak. Aku melepaskan headset
ku.
“YAKHHH!!!! SIAPA YANG MELAKUKAN
INI?!” jantungku rasanya mau lepas, telingaku rasanya mau pecah mendengar suara
yang melebihi gelombang roket yang lepas landas (?). Aku segera menuju ke luar
pagar dan menemukan sesosok yeoja yang sebaya denganku yang mirip dengan
kucing masuk got (?).*plakkk
“Aaa, jadi kau yang melakukannya
heum?!” yeoja itu melindik tajam ke arah ku.
“Ye?” dahiku berkerut
“KYAAA! Karena kau aku jadi basah
kuyup begini!” ucapnya kesal dan melindik tajam ke arahku.
“Ne? Karna Ku? Yang salah itu
mu. Kalau berjalan itu lihat-lihat.” Ucapku tak berosa.
“Aishh, apa dia tuli, dari tadi aku
berteriak dan dia baru datang. Aishh, yang benar saja” Gumamnya ketus.
“Mwo? Tuli? Siapa yang kau
sebut tuli, huh?!” mataku membulalak.
(Sungyeol POV End)
(Haneul POV)
Kringgggg!!! Kringggg!!! Kringggg!!!
Semua
siswa berhamburan keluar kelas. Akhirnya jam sekolah yang melelahkan ini
berakhir juga. Aku berjalan menuruni tangga menuju koridor lantai satu sekolah
ini bersama Park Hyunsu dan Shin Seulbin, teman ku.
“ehmm,
jadi kita mau kemana?” tanya Haneul.
“Ayo,
ke toko CD! Mungkin ada film bagus.” Ajak Seulbin.
“Kajja!
Aku mencari CD film hantu terbaru.” Hyunsu mengiyakan idenya Seulbin
“Dasar
Hyunsu, apa tak ada film lain yang kau tonton selain film hantu?” Seulbin
dengan nada menggoda.
“Jangan
jangan dia...” Aku menghentikan ucapan sambil melirik iseng Hyunsu.
“Dia
apa heum?” mata Hyunsu membulalak, apa lagi matanya besar, ya seperti akan
keluar.
“Annyeong,Haneul.”
Sapa Sungyeol sambil melambaikan tangan. Dia datang dari mana?!
“Oh,
annyeong, Sungyeol” ucapku sambil menunduk malu malu.
“Hmm,
pasti ada sesuatu diantara kalian.” Hyunsu menatapku curiga. Seperti Agen FBI
yang mengintrogasi pelakunya.
“Ah,
aku pinjam Haneul ya?” Dia menarik tangan ku.
“hei,
hei, kau mau apa?” dia menghentikan langkahnya karena mendengar ucapanku.
“Oh,
Arraseo, cepat bawa dia pergi, Sungyeol.” Hyunsu menatapku tanda
mengoda.
“Ne?
Ta—tap-- pi kita akan ke toko CD...” Aku memberi Kode kepada Hyunsu agar tidak
membiarkan aku bersama Sungyeol.
“Ke
toko CD kan bisa lain kali. Pergi saja sekarang. Lagi pula kan kau bisa di
temani Sungyeol.” Seulbin sangat tidak membantu.
“Berarti
tidak apa apakan? Geurae,gomawo Hyunsu, Gomawo Seulbin.” Ucap
Sungyeol cepat dan segera menarik tanganku. Aku hanya pasrah dan mendengus dalam
hati ‘akting kalian bodoh’.
***
“Sungyeol-a,
kita mau kemana?” tanya ku heran. Kami menaiki bus.
“Lihat
saja nanti.” Sungyeol tersenyum ke arahku.
Setelah
beberapa saat, aku berhenti di sebuahhalte.
“Taman
Namsan?” Aku mengerutkan dahi.
“Kau
ingat tidak? Kita kan sudah menjadi Couple.”
“Lalu?”
“Aku
ingin membuat kalung untuk kita.” Ucap Sungyeol menggenggam tangan ku. Gara
gara dia muka ku seketika memerah.
“Kau
masih canggung ya?” Sungyeol menggoda ku.
“Dasar
namja iseng.” Aku meidik ke arahnya, tapi dia malah mendengus tertawa.
“Kajja,
ayo kita ke toko sebelah sana.”Ucapnya sambil menunjuk salah satu toko dan
masih menggenggam tangan ku.
Sesampainya
di sana, aku melihat deretan model kalung yang keren. Seperti seleraku.
“Neul-a,
coba lihat lihat dulu kau ingin model yang mana?” Tanya Sungyeol.
“Aku
ingin yang ini. Tidak apa apa kan?” Aku menunjuk sebuah liontin kalung berwarna
biru dengan rantai berwarna silver.
“Kan
aku bilang terserah pada mu.” Dia tersenyum ke arahku. Baru ku sadari senyumnya
itu indah.
“Ahjussi,
aku ingin yang ini.” Sungyeolmenunjuk model kalung itu.
Setelah
beberapa menit, kalung itu siap.
“Ini
kalung mu.” Sungyeol memberikan sebuah
kalung kepada ku. ‘Lee Sungyeol+Jung Haneul=0330’ tulisan dikalung itu.
“Coba
buka liontin itu melalui bagian tengahnnya, ada sesuatu”. Aku membuka bagian
tengahnnya. Fotonya Sungyeol.
“Kau
sangat...” ucapan ku terhenti karna aku sedang berpikir apa kata yang tepat
untuk foto ini.
“Tampan?
Aku tau aku setampan itu. apa kau baru sadar? Cinta mengubah segalanya yah.”
Dia PD sekali. Dia memperbaiki kerah bajunya dan merapikan rambut hitamnya itu.
“Siapa
yang mengatakan kau tampan, huh?” sebenarnya sih iya, batinku.
“Sudah
jelas dari mata mu... Matamu yang indah itu... ” Dia menyentuh wajah ku.
“Ge--geurae?
Aku juga ingin melihat foto ku dong.” Pipi ku mendadak memerah. Jadi dag dig
dung begini.
“Tara!
Cantik kan?” seketika aku melindik tajam ke arah Sungyeol karena ulahnya. Kenapa
harus foto yang ini?! Ekspresi ku hancur lebur di sini.
“Apa
tak ada foto lain, huh?!” Ucapku kesal.
“Foto
ini ku ambil saat aku menembakmu. Menurutku, foto ini sangat spesial.” Dia
mulai menggodaku lagi.
“Dasar
menyebalkan, apa kau tak lihat kau menganga di foto ini?!” Aku cemberut.
Mungkin karena menurutnya aku menggemaskan, dia mencubit pipiku.
“Aigoo,
Neul ku ini sangat menggemaskan ya...” Lalu dia berlari menjauh dariku, munking
takut melihatku meledak lagi.
“Lihat
saja nanti kalau aku mendapatkan mu!” Teriak ku pada Sungyeol yang masih
berlari.
***
Sungyeol dan aku duduk
di bangku taman. Entah kenapa, taman namsan yang biasanya ramai mendadak sepi.
“Sungyeol,
boleh aku menanyakan sesuatu?”Dia hanya mengangguk sambil menhembuskan nafas
panjang. “0330 artinya apa?”
“Sekarang
kan tanggal 30 maret, tanggal yang menurutku spesial.”
“Kenapa?”
“Kau
tau angka 0 menunjukkan lingkaran artinya‘keabadian’, dan 3 melambangkan
‘kesucian atau keseluruhan’. Kalau angka 3 yang di depan di balik, akan
membentuk angka 8 yang artinya ‘abadi’. Cinta seperti itulah yang ku ingin kan.
Abadi dan suci.” Dia merapikan rambut yang menutupi keningku.
“Aku
tak menyangka dirimu seperti ini...” Tiba-tiba saja dia malah mengacak
rambutku.
“hehehe,
bukan Lee Sungyeol namanya kalau tidak memiliki banyak sifat.” Ucapnya sambil
tertawa.
“Huh!
Dasar namja iseng! Kau perusak suasana terbaik Tuan Lee.” Ucapku ketus.
Di antara seribu isengannya itu dia punya jutaan kejutan yang indah. Salah satu
itulah alasan kenapa Jung Haneul menyukai seorang Lee Sungyeol. Itulah dia,
masih sebagai namja iseng dan menyebalkan 6 tahun yang lalu...
“Sungyeol-a, wae geurae?”
ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dibelakang namja itu. siapa lagi
kalau bukan Lee Ahjumma, tetanggaku.
“Oh, Lee ahjumma, annyeonghaseo.”
Ucapku sambilmenunduk.
“Ne, annyeonghaseo. Haneul-a,
kenapa kau basah kuyup?” tanya Lee ahjumma heran kepada ku.
“Aku sedang berjalan di depan rumah ahjumma,
tapi tiba-tiba saja ada yang menyiramku.” Ucapku sambil melindik kearah namja
itu.
“Yakh, Lee Sungyeol, dasar anak
nakal, jangan iseng begitu kepada orang lewat! Apa lagi ini tetangga kita! Dia
ini tetangga baru kita.”Jadi ini anak laki-laki Lee ahjumma. Aku
terkekeh melihat namja ini dimarahi eomma nya. “Tapikan eomma...” ucapannya terpotong.
“Jangan banyak alasan! Haneul, kau
masuk dulu, ne?” tawar Lee ahjumma
“Tapikan Eomma, rumahnya kan
sejengkal dari sini. Masa kita bawa dia ke rumah?” Huh! Namja ini
bagaimana?! Dasar menyebalkan!
"Rumahku terkunci. Mungkin Eomma
dan Appa pergi sebentar.” Jawabku jujur dengan penuh kepolosan (?).
“ah, geurae? Kalau begitu masuklah
dulu dan keringkan badan mu. Sungyeol-a, pinjamkan bajumu untuk Haneul.” Ucap
Lee ahjumma ramah
“Aku bukan yeoja,eomma.”
Ucapnya datar
”Aigoo, Lee Sungyeol, kau harus
mempertanggung jawabkan perbuatan mu ini. Pinjamkan baju kaos mu. Apa kau tidak
kasihan melihat dia basah kuyup kibat ulah isengmu? Apalagi rumahnya terkunci,
nanti dia masuk angin.” Ucap Lee ahjumma panjang lebar dengan nada kesal
kepada namja itu. Dia hanya mengiyakan perkatan Eomma nya. Sementara aku
hanya diam dan menuruti perkataan Lee ahjumma karana aku memang
membutuhkannya
“Gamsahamnida, Lee ahjumma.”
aku membungkuk tanda hormat.
(Haneul POV end)
TBC
No comments:
Post a Comment