Labels

Saturday, February 8, 2014

FunFiction: L.O.V.E in 16 years old

Title: L.O.V.E in 16 years old
Author: Shin Seoulbin A.K.A Salsabilla
Lenght: one shoot
Genre: whatever you think ._.v
Cast: -Dheyda Mahareta A.S Kang Jisung
 -Sungmin SJ A.S Lee Sungmin
-Sungyeol Infinite A.S Lee Sungyeol
Other Cast: You’ll Find Later;)

*note*
Special buat cast utama nya Dheyda Mahareta yang tanggal 26 Maret ulang tahun. Saenge-il chukae Dheyda eonnie \(^^)/ (~^^)~ ~(^^~) \(^^)/. Moga panjang umur, tambah sukses, sehat, and ketemu ma biasnya xD. Maaf ya ff nya ada bagian gk nyambung -_-V. Semoga FF nya bagus n banyak yang baca ;). Ini FF re-post dari facebook author (Salsabilla caca)
#author                           
*Happy Reading*

All Is Same, I Don’t Know What You Mean

‘Bukan seperti mata pada umumnya...’

*jisung pov*
“kang jisung a! Bangun! Ini sudah jam berapa?!” suara eomma bagaikan bom atom yang meledak yang bisa membangunkan orang seluruh dunia. “ne eomma.” Tanpa sadar aku berjalan sambil menutup mata menuju kamar mandi. Perkenalkan nama ku kang jisung. Aku hanya pelajar yang biasa-biasa saja.
 Tapi kenapa para namja selalu baik dan ramah kepada ku. Sampai-sampai salah satu cingu ku mengatakan aku phabo tidak merasakan apapun dengan seorang namja terkenal di seoul art school, sekolah ku. Padahal umurku akan mendekati 16 tahun.aku bingung apa yang mereka maksud. Aku menganggap semua sama saja.
Aku adalah pelukis muda. Karir ku tak cukup buruk, ya aku hanya berharap kau bisa lulus tahun depan. Heheh, “auuu!” aish, kepalaku jadi menghantam diding berbicara seperti ini. Sudah lah, aku ingin mandi dulu. Annyeong ^^)/ 
***


“eomma, aku ingin berangkat dulu” aku pamit ke eomma, appa sedang berada di luar negri dia hanya pulang sekali setahun. Tak tau kapan. Aku melangkah menuju halte bis. Jam menunjukan pukul 07.50. aku berlari sekuat tenaga ke halte itu. “aakh...!” aku terjatuh. Seorang namja dengan motornya menghampiri ku. Dia memberhentikan motornya lalu duduk di sebelah ku. “noe gwenchana?” tanya namja bertampang lembut itu.
“nan gwenchna” jawab ku, tapi kenapa kaki ku terasa sakit? “oh, kaki mu berdarah.” Namja itu menunjuk kaki ku dan megambil tisu lalu membersihkan darah yang menetes. “perlu kita ke klinik?” tawar namja yang memakai seragam yang sama dengan ku. Tapi kenapa aku belum pernah melihatnya? “hei bagaimana?” namja itu bertanya lagi. “tidak usah, aku sudah terlambat” aku menolaknya. “ehmm, sepertinya kita sekolah di tempat yang sama sekolah mu di seoul art school kan? Mau aku antar? Pasti terlambat kalau kau menunggu bis”
Ku lihat matanya, tak seperti namja pada umumnya yang hanya ingin memdekati yeoja. “ne. Aku mau. Gomawo” aku menerimanya. Aku duduk di motornya. “sudah siap?” namja itu menghidupkan mesin motornya. “ne” jawab ku dengan singkat. “pegangan. Kita sudah terlambat!” namja itu langsung menggas motornya. “hei, pelan-pelan” tetap saja dia tak menghiraukan ku.
***
                “hei-hei, cepat masuk!” penjaga sekolah mulai menutup gerbang. Aku turun dari motornya. “gomawo” aku tersenyum pada namja itu. “cheonma. Lain kali hati-hati.” Dia balik ter senyum. Seorang songsaenim memanggilnya. “kau murid baru itu kan? Ikut aku sebentar” songsaenim itu mengakjaknya. “aku pergi dulu, sampai ketemu nanti” namja itu melambaikan tangan. Songsaenim itu menyuruhnya untuk cepat bergerak. “jadi dia anak baru? Patut saja dia tidak pernah kelihatan.” Gumam ku. “jisung-ssi!” baek suzy teman ku menghampiriku.

            “jisung-ssi, itu siapa? Namja cingu mu?” dia menatap mata ku dalam2. “anni, mana mugkin” jawabku tanpa ragu. “ehm, jinja?! Aku tidak yakin...” dia menghentikan pembicaraan dan terpaku melihat lututku yang lecet. “omwo, kau kenapa?” dia mulai cemas. “ah, gwenchana. Nanti akan ku ceritakan” aku tersenyum melihatnya. Kami pun pergi ke kelas.
*jisung Pov end*
***

New Friend Beside You

“....kau bisa duduk di sana...”

*Author pov*
            Kelas 11-2 sangat ribut pagi ini. Mereka meributkan kedatangan siswa baru di yang kabarnya akan sekelas dengan mereka. “jisung-ssi, apa namja tadi yang sekelas dengan kita?” tanya suzy penasaran. “molla...” jisung hanya cuekmenanggapi itu sambil mengerjakan lukisannya yang setengah selesai. “aigoo, kenapa kau ini. Apa kau takut tersaingi oleh ku, heum?” tanya suzy dengan nada bercanda. “kau bicara apa?” jisung balas dengan nada ketus. “sepertinya memang benar.” Suzytertawa kecil.
            “yakh, suzy-ssi, kau akan tau nanti bahwa aku lebih hebat dari mu.” Jisung tak mau kalah. “jinja? Omwo, kau berani menantang ku?” suzy melotot kepada jisung. “ne, wae?!” jisung balik melotot ke arah suzy. “aigoo, lihat mata mu yang besar itu” suzy tertawa kecil melihat jisung. “aishh, jangan permainkan aku!” jisung mulai kesal dan mengalihkan perhatian kepada tugasnya itu. sementara suzy mengalihkan dirinya kepada teman yang lain
            Kim songsaenim masuk ke kelas 11-2. semua murid di sana berhamburan ke kursi masing masing. “annyeonghaseo. Kita ke datangan murid baru. Baiklah silakan masuk.” Kim songsaenim menyuruh seseorang masuk. Seorang namja. Namja yang menolong jisung tadi. “annyeonghasimika. Naneun Lee sungmin imnida.’’ Perkenalan singkat dari si murid baru. “baiklah lee sungmin, kau bisa duduk disana.” Kim songsaenim menunjuk tepat di kursi belakang dan paling pojok. Sungmin duduk di sebelah yeoja yang tadi dia tolong.
“annyeong, kita bertemu lagi” sungmin menyapa yeoja di sebelahnya.
“annyeong, sepertinya kita melupakan satu hal” yeoja itu mengingatkan sesuatu.
“ah ne~ kita belum berkenalan.” Sungmin menepuk kepalanya.
“hehehe, kang jisung imnida.” Jisung mengacungkan tangannya.
“lee sungmin imnida. Senang betemu denganmu” sungmin menjabat tangan jisung.
“senang juga bertemu dengan mu. Terimakasih banyak yang tadi pagi.”
“cheonma. Aku harap tidak terulang kembali”
            Setelah percakapan  singkat itu pelajaran berlanjut. Semua mata tertuju pada papan di depan mereka. dimana kim songsaenim sedang mengajarkan teknik menggambar wajah yang benar. Terkadang sungmin menoleh ke yeoja yang berada di sampingnya. Memperhatikan sesuatu dari yeoja yang baru dikenalnya itu. apa pun yang dia tak tau maka dia akan bertanya pada jisung. Dengan begitu dia akan lebih mengerti.
*author Pov End*
***

Be My.....!        

“...Kau mau tidak?”

*Sungmin Pov*
            “kringggggg!!!” akhirnya sekolah selesai juga. “aku punya tugas untuk kalian semua. Jika kalian yeoja, lukislah namja. Begitu juga sebaliknya. Kumpulkan minggu depan” Songsaenim memberi tugas. “yakh, Lee sungmin.” Orang di samping memanggil ku. “mwo?” aku menoleh ke padanya. “kau mau jadi model ku tidak?” jisung bertanya kepada ku. Aku memutar otak.
            “Boleh. Tapi....” aku menghentikan pembicaraan. “tapi apa?” jisung mulai terlihat bingung. “kau jadi model ku juga ne?” aku memberikan persyaratan seperti itu. “naneun? Kau bercanda? Kan masih ada yeoja yang lebih cantik di lukis” heung, bukan yeoja yang percaya diri. Padahal dia cantik. “ahh, gwenchana. Jangan seperti itu.” aku meyakinkan dirinya. Dia hanya terdiam “hei, kau mau tidak?” tawar ku lagi. “geurae, aku mau.” Dia menggangguk.
            “jisung-a?” ‘sungmin-a?” bersamaan dengan itu dia memanggil nama ku. “kau duluan” kupersilakan dia. “mau beli kertas bersama ku? Nanti siang suzy tidak bisa menemaniku.” tepat seperti apa yang ku pikirkan. Mengajaknya membeli kertas karna aku belum begitu tau kota seoul yang baru ku datangi 3 hari yang lalu. “boleh. Mau pergi sekarang, heum?” dia menggangguk. Kami pun pergi ke sebuah toko buku yang dipilih oleh jisung.
***
            “aku ingin beli kertas yang ini.” Aku mengambil kertas yang harganya lumayan mahal. “aigoo, kau ini. Masih ada yang lebih bagus dan lebih murah. Ini lihat, aku biasa membeli ini. Kualitasnya juga tak kalah dari itu.” jisung memperlihatkan kertas yang kalau di lihat-lihat memang tak kalah bagus. “hehe, kau pintar juga. Baiklah, aku yang bayar” entah mengapa mulut ku bicara seperti itu. “jinja? Yaa, kau baik sekali Lee sugmin. Gomawo” dia menepuk bahu ku. Kenapa aku jadi malu begini?. “cheonma.” Kami segera menuju kasir.
            Saat keluar dari toko itu, ada 3 orang namja yang sepertinya satu sekolah dengan kami. “kang jisung-a!” salah satu dari mereka memanggil nama jisung. “ yakh, Lee sungyeol. apa mau mu?” jisung terlihat kesal dengan namja itu. “aa, jadi ini tipe namja cingu mu?” namja itu melihat ke arah ku dengan tatapan sinis nya. “lee.. sung.. min..” dia mengeja huruf pada papan nama ku. “yakh, jangan ganggu dia” jisung seperti menahan sesuatu. Tinjunya.
            “mwo? Menamparku? Silakan.” Sungyeol mendekatan wajahnya ke wajah jisung. “noe..!” jisung sudah mengangkat tangannya duluan tapi *takkk*, tangan ku lebih cepat mendarat di kepalanya. “aishh! Noe nugu ya?! Namja cingunya?” dia ingin meninju muka ku, tapi kau lebih dulu membacanya. “aishh, noe..!” dia malah ingin meninjuku lagi, tapi aku bisa menghindar lagi. Dia terdorong sampai ke belakangku dan aku menambah deritanya dengan mendang bokongnya. Dan akhirnya dia tersungkur.
            “ha? Kau mau tambahan? Jangan mengganggu dia lagi.” Ntah kenapa aku senang bisa mengalahkannya. “yakh, lihat saja nanti!” dia meninggalkan ku. Mungkin malu padaku. “yakk, Lee sungmin. Bagaimana... bisa?” jisung menjadi terkejut melihatku. “haa, sudah lah. Ayo kita pergi. Apa di sekitar sini ada taman yang indah?” aku mengajak jisung pergi dari tempat itu. kami pergi ke taman namsan.
 *Sungmin Pov End*
***

It’s Me and It’s you

“ternyata dia....”

*Jisung Pov*
            “sungmin-ssi?” aku memanggil namanya. “ne?” dia menoleh ke hadapan ku sambil memakan permen lolipop. Sunggguh imut sampai-sampai aku tidak menyangka dia bisa bertarung dengan lincah. “wae? kau ingin bicara apa?” kata-kata itu membuatku tersadar dari lamunanku. “aa-, gomawo yang tadi.” Aku langsung merubah ekspresi ku. “ah, gwencahana. Ya, berposelah. Aku ingin melukis mu.” Aku bingung. Harus seperti apa aku? “hhei, ayolah” dia mendesak ku. Memutar otak!
            “hei, bagaimana kalau kita menghemat waktu saja?” aku bertanya padanya. “bagaimana caranya?” dia mengerutkan keningnya. “kau melukisku saat aku melukis mu. Bagaimana?” aku menyampaikan ideku. Dia mengangguk sambil mengatakan “ne, ayo kita mulai”.
            “yaa, sungmin-ssi, boleh ku bertanya sesuatu?” tanya ku sambil melihat matanya. “kenapa kau baik kepada ku?” dia langsung memutar matanya dan berpikir. “apakah orang seoul menganggapnya aneh?” orang seoul? Jadi dia berasal darimana? “ne? Kau berasal darimana?” tanya ku heran. “aku berasal dari ilsan. Hehe, aku lupa mengatakan pada kalian.” Dia menepuk kepalanya lagi. “hmm, geurae, apa kau tinggal sendiri?” aku bertanya. Dia pun mengannguk dan melihat kearahku. “hei, bertahan seperti itu, nanti saja kau lukis aku, sebetar lagi akan selesai” apa dia yakin poseku sedang melihatnya memegang pesil dan menyilanggkan kaki serta papan yang berada di paha ku “app...” dia menghentikan aku berbicara dan.... “tada! Cantik bukan?” dia menunjukan lukisan itu.
1 detik
2 detik
3 detik
            Waktu untuk mencerna apa yang kulihat. “sungmin-ssi....” rasanya aku ingin.... “KURANG AJAR KAU!” *TAKKK* Aku menjitak kepalanya. “yaa, appo.” Dia mengelus-ngelus kepanya sambil ceberut kepada ku, seprti anak kecil. “kenapa kau menggambarku begitu aneh?! Napeun namja!” bagaimna aku tidak marah? Dia menggambar ku sangat aneh dengan hidug besar muka yang  dan rambut acak-acakan, aishh! Aku tidak sudi melihatnya! “aigoo... apa kau tidak lihat ini cantik seperti mu. Hahah” dia tertawa terbahak-bahak. “yakhh! Lee sungmin! Kau ingin mati?!” ancamku, tapi dia malah tertawa semakin kencang.
            Dibalik sisi imutnya, ternyata dia juga usil dan kuat. Walau begitu dia teman yang baik yang bisa melindungi ku. -Yaa~ sungmin-ssi, gomawo. Aku berhutang budi kepada mu. Semoga aku suatu saat nanti aku bisa membalasnya.- hati kecilku berbicara seperti itu.

*Jisung pov End*
***
*sungmin POV*
“hey, ayo kita pulang.” Ajaku sesudah tugas kami melukis kami selesai. “bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu? Ada kue ikan yang enak di sana. ” Dia menunjuk sebuah warung pinggir jalan. “lain kali saja, aku ingin pulang” ucapku datar. “jebal, kau pasti menyesal tidak mencobanya, aku yang bayar. ne?” heung, dia memaksaku.
            “Apa boleh buat, kita tidak boleh menolak yang dibelikan orang kan?” aku tertawa kecil. “aissh kau ini giliran gratis kau mau” protes yeoja itu. kenapa yeoja ini selalu protes heung? “hei ayo, kenapa masih berdiri disini?” dia menegurku dan menggandeng tangan ku untuk pergi kesana. “hei-hei, apa yang kau lakukan?” kenapa dia menggandeng tangan ku?”
“ahjussi, aku pesan kue ikannya 4” dia berbicara pada ahjjusi penjual kue itu. “kalian pasangan? Karna hari ini hari valentine, diskon untuk pasangan” ahjjusi menatap ramah kami itu. aku terkejut karana jisung mengatakan “ne, kami pasangan. Ah ne, aku minta yang itu dan yang itu ya,hehe” Dengan rianghya sambil menunjuk kue yang dia inginkan. “ann...” secepatnya kaki jisung menginjak kaki ku sebelum aku mengatakan yang sebenarnya. Dia memandangku sambil mengisaratkan sesuatu “jangan-bilang-apa-apa.” Auu, kakiku masih menahan sakit karna di injak olehnya. “ini dia, semoga kalian bisa terus bersama” ajussi itu menatap ramah kepada ku dan jisung sebelum meninggalkan warung itu.
 Saat keluar dari sana aku ingin protes kepada jisung tapi ada seorang anak kecil menghampiri kami. “eonnie, boleh minta kue ikannya? Aku lapar” anak kecil itu sangat kumuh, aku kasihan melihatnya. Jisung berjongkok dan berkata kepada anak itu “ambillah, habisakan ne? Jika kau kuat kau bisa menjadi orang yang hebat” jisung tersenyum ramah kepada anak itu. “ne eonnie, gamsahamnida” dia memberi semua kue ikan yang dia beli. Anak itu pun pergi meninggalkan kami. “kenapa kau memberi semuanya?” tanyaku heran. “kau tau rasanya kelaparan di awal musim semi? Sangat tidak menyenangkan.” Hatiku menjadi iba mendengarnya.
            “yaa, jisung-a? Kau masih mau kuenya kan? Tunggu sebentar ya?” aku kembali kedalam warung itu. beberapa menit kemuadian aku membawa 2 bungkus penuh kue ikan keluar dari sana. “ini ambil untuk mu” aku memberika salah satunya kepada jisung. “yaa, kau baik sekali. Tidak usahlah, ini ambil saja untuk makan di rumah” dia mengembalikan pada ku. “hei, anggap saja ini hadiah karna kebaikan mu tadi” aku memberikannya lagi sambil tersenyum kepadanya.
            “kenapa harus minta imbalan? Kau harus melakukan sesuatu dengan tulus Lee sungmin” dia seperti mengajariku sesuatu. Sesuatu yang sudah lama tak ku lihat, ketulusan. Jisung adalah yeoja yang cerewet dan suka memaksaku. Tapi dia tulus seperti apa yang ku lihat kini. Dia mengingatkan ku tentang ketulusan seorang ibu yang sudah lama tidak ku rasakan.
            “hei, kenapa diam?” dia melambaikan tangannya di depan wajah ku. “sudah, jangan membantah, ambil saja ini. Ayo ke ayunan sebelah sana.” Secara spontan aku menggandeng tangannya menuju ke ayunan di sebelah sana. Dia terlihat terkejut. Mukanya memerah. Hehe, sepertinya aku membuatnya malu lagi.
*sungmin POV end*
***

First Competition

“Lee Sungmin, Kang Jisung, fighting!”

*author POV*
            Setelah semua gambar semua anak murid kelas 11-2 di lihat oleh Kim Songsaenim, kim songsaenim memanggil nama “Lee Sungmin, Kang Jisung, pulang sekolah nanti datang ke kantorku” pesan kim songsenim sebelum meninggalkan kelas. Jisung dan sungmin hanya saling melemparkan pandangan. Jisung merasa bingung, semantara sungmin, hanya cuek saja.
            “yaa, sungmin-a? Jisung-ssi? Sebenarnya kalian melakukan apa kemarin?” tanya suzy sambil menatap mata mereka dalam-dalam. “anni, kami tidak melakukan apa pun” jawab sungmin. “aa~ jangan-jangan kalian ketahuan bermesraan di taman namsan? Heheheh, kira-kira....” *TAKKK*kepalan jisung secepatnya hinggap di kepala suzy. “yakh! Appo! Aishh, kau ini! Janga menjitakku sembarangan!” suzy terlihat sangat kesal kepada  jisung karna memukul kepalanya. Sungmin hanya tertawa melihat ulah kedua gadis ini. “Makanya jangan bicara sembarangan” kata jisung sambil menjulurkan lidahnya seperti shincan #author penggemarnya xD *lupakan*
***

            “songsaenim...” jisung menegur kim songsaenim. “hehe, mianhae-o, sekarang tanggal berapa?” songsaenim bertanya kepada kedua anak itu. “tanggal 21 songsaenim” jawab sungmin singkat. “berarti waktu kalian hanya sekitar 5 minggu. Geurae, aku yakin kalian bisa melakukannya. Kalian akan mengikuti lomba poster tingkat nasional.” Kim songsaenim berkata dengan yakin. “ne?” secara sontak, jisung dan sungmin terkejut. “tapi kenapa?” jisung mengerutkan dahinya. “kalian tau lukisan kalian kan? Lukisan itu sangat bagus. Aku ingin kalian yang mengikuti lombanya. Ini,lihat pesyaratannya” kim songsaenim memberikan sebuah selembaran
            “yaa- kau mau tidak?” sugmin berbisik kepada jisung. Jisung mengangguk. “Songsaenim, kami mau ikut” sungmin dan jisung mengikuti lomba itu. 5 minggu waktu untuk mengerjakan poster akan di lomba yang mereka ikuti. “Lee Sungmin, Kang Jisung, fighting!” kim songsaenim memberi semangat kepada mereka berdua. “gamsahamnida songsaenim” mereka membungkuk kepada kim songsaenim.
            “yakh, Lee sungmin, apa yang akan kita buat dengan tema ‘music in live’? kenapa harus 10 poster? Ini gila!” jisung frustasi dan  berkata kepada sungmin yang sedang berjalan di sampingnya. “lihat sekitar mu, kau lihat  ajhumma yang ada di sana? Coba kau dengar irama sapunya.” -Sungmin seperti seorang pakar musik handal- gumam jisung. “semua yang ada di sekitarmu adalah musik. Jadi seringlah dengar suara di sekitar mu. Dan kau bisa membuatnya.” Jelas sungmin. Jisung menggangguk mengerti.
“hei, aku ada ide..” jisung membisikan idenya kepada sungmin.
“ye? Ah~ kau pintar sekali!” sungmin terlihat senang.
“kajja! Kita beli kertas yang banyak!” ajak jisung.
“kajja!” sungmin melangkah dengan semangatnya.
***

When Time Is Over...

Waktu seakan berhenti melihatnya

Satu minggu
Dua minggu
Tiga minggu
Empat minggu
2 hari
            Masa-masa yang berat bagi ke dua remaja ini. Setiap pulang sekolah mereka harus meluangkan waktu mereka selama 3 jam untuk membuat poster itu. sampai suatu saat sungmin terlalu lelah dan hanya tertidur pulas di ruang di ruang seni lukis.
            “Lee sungmin, bangun...” jisung membangunkan sungmin tapi sepertinya tidak berhasil. Akhirnya dia mengambil busa dan melampiskannya dengan sebuah kain agar bisa mejadi bantal untuk sungmin. “lee sungmin... kau ini. Kenapa harus tidur di saat seperti ini?” jisung menatap muka sungmin dengan teduh. Tiba-tiba semua itu buyar
            “eomma, eomma, andwe...! jangan tinggal kan aku...! eomma!!!” sungmin mengigau histeris. “yakh! Sungmin-ah! Bangun!” jisung menggungcang badan sungmin. Sungmin bangun dan langsung memeluk jisung dengan erat karna sangat ketakutan. “gwenchana-eo, kau bersama ku sekarang...” jisung berusaha menenangkan sungmin. “jebal... jangan tinggalkan aku...” sungmin memohon kepada jisung. “geurae, aku tidak akan meninggalkan mu” jisung menenangkan sungmin lagi.
            Mungkin mereka berpikir tidak ada yang melihat mereka. tapi di balik itu ada yng meliat mereka. Lee Sungyeol. Sungyeol menyaksikan itu semua dan merasa kesal. Yeoja yang selama ini dia sukai bersama namja lain. Sungyeol tidak terima itu semua! Dia tak tahan dan pergi meninggalkan mereka berdua.
***
Jam 6 sore....
            Jisung berjalan bersama sungmin menikmati indahnya kota seoul sambil melepas lelah selama ini. “jisung-a? Bagaimana kalau kita ke coffeshop sebelah sana?” sungmin menunjuk sebuah coffeshop yang cukup indah. Jisung mengangguk dan mengikuti sungmin kesana.
“ayo duduk disana” ajak sungmin. “sungmin-a? Apa kau yakin kita akan...” jisung terhenti. “terimakasih, ada yang ingin memesan lagu lagi? Atau ada yang mau menyumbangkan suara?” seorang barista melakukan penawaran. “lihat ini jisung-a” sungmin berdiri dan berjalan ke panggung. “baiklah kita saksikan penampilan Lee Sungmin.” Sungmin naik ke atas panggung berserta tepuk riuh penonton.
Dentingan piano terdengar. Lagu yang di mainkan terdengar sangat familiar...
“when i see your face....
There's not a thing that
I would change
'Cause you're amazing
Just the way you are............”
Dia melihat kearah jisung . sambil menyanyikan lagu itu hingga selesai. Ntah kenapa jisung merasa hal aneh seperti ini. Rasa yang tidak pernah iya rasakan.
***
            Setelah pulang dari coffeshop itu, sungmin mengantarkan jisung pulang. “gomawo.” Jisung berterimakasih kepada sungmin. Jisung pun membuka pagar rumahnya. “chakkaman...” sungmin berbicara. “ne?” jisung berbalik ke arah sungmin. “aku ingin mengatakan...” sungmin terlihat ragu. Sungmin menghela nafas. Jisung hanya terdiam. “I LIKE YOU!” sungmin langsung berlari setelah mengatakan itu.
            Sungmin merasa lega mengatakan itu semua. Akhirya dia bisa mengatakan itu semua kepada yeoja yang sudah lama dia sukai itu. sementara jisung? Jisung masih bingung. Dan menceritakan kepada suzy di telfon. Dan... “yakh! Apa kau tidak mengarti maksudnya apa? Dasar yeoja polos! Kalau kau kepada nya bagaimana?” tanya suzy. “molla. Akhhh, sudah jangan di bicarakan lagi!” jisung terlihat pusing dengan itu semua. “yakhh! Jika dia bertanya dengan mu, jawab yang jujur ne?!” desak suzy. Karna tambah bingung, jisung mematika telfonnya.
***
            Minggu cerah di kota seoul. Memaksa jisung dan sungmin untuk pergi ke sekolah mengantarkan poster itu kepada kim songsaenim. Sungmin sudah lebih dulu menunggu di depan rumah jisung. “jisung-a! Teman mu menuggu di depan” eomma memanggil jisung. Jisung turun ke bawah. “ne eomma, aku pergi dulu.” Jisung menuju ke pindu depan
            “mianhae, kau sudah menunggu lama?” sembari jisung membuka pagar rumahnya.
 “anni, kajja”  sungmin menggandeng tangan jisung.
 “yakhh, jangan datang terlalu pagi. Aku masih ingin tidur.” Keluh jisung.
“dasar pemalas, sia-sia tidak memanfaatkan hari minggu ini. Kau ada acara tidak sesudah pulang sekolah?”  sungmin bertanya kepada jisung.
“hmm anni, wae?” tanya jisung balik.
“mau makan  siang bersama?” ajak sungmin.
“geurae, traktir aku ya?”
“geurae kalau itu mau mu”
“hehe, ngomong-ngomong motor mu mana?” jisung bertanya heran
“aku tinggal di sekolah” jawab sungmin santai
“iagoo, apa kau tidak takut motormu hilang?” jisung menggeleng
“tidak ada yang mau mencuri motor seperti yang ku punya”
“aishh, kau ini” jisung cemberut.
“kajja, bisnya sudah datang.” Mereka pun masuk kedalam bis.
***
           “sungmin-a, kau tunggu di sini. ne? Biar aku yang mengantarkan” jisung menawarkan bantuan. “ah ne, ini tertinggal satu” sungmin memberikan selembar poster. “ah ne.” Jisung pun pergi meninggalkan sungmin di ruang seni seni sendirian. Terdengar suara langkah sepatu.... “oppa!” sungmin terkejut. Seseorang yeoja muncul di depan sungmin sekaligus membuatnya  terkejut. “o, soojung-a? Sudah lama tidak bertemu.” Sungmin menyapanya ramah. Soojung mendekat kepada sungmin.
             Beberapa saat kemudian... “sungmin-a!” jisung masuk ke ruangan itu...
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik
            Jisung mencerna apa yang terjadi di hadapnnya. Waktu seakan berhenti melihatnya. “ssungmin-a... minhae, aku akan pergi” jisung berlari keluar dari seoul art school. Aneh memang melihat namja yang sudah bersama dengannya selama ini bersama orang lain. Sungmin segera melepaskan pelukan soojung dan mengejar jisung.
            Sungmin kalah cepat dengan jisung. Sesegara mungkin jisung menaiki taksi di depan sekolah itu. karana melihat itu, sungmin segera mengambil motornya di tempat parkir. Tidak menperhatikan lampu merah, mengebut, semua dilakukan untuk mengajar jisung. Sampai akhirnya....

            *Brukkkkk!* sungmin taksadarkan diri. Semua terjadi dengan begitu cepat. Sebuah motor menabrak motornya dari arah samping karna dia melanggar lampu lalu lintas. Sementara  orang menabraknya, Lee sungyeol masih bisa tersadar walau mengalami luka di kakinya.
***

Confession On End OF March

*sungmin POV*
            Aku membuka mata ku perlahan. Tangan ku terasa sakit. aku melihat seseorang “sungjin-a?” aku menerkanya. “Lee Sungmin? Kau sudah sadar? Ini aku Lee sungyeol..” Lee sungyeol? Kenapa dia ada di sini? “sungmin-a... mianhae, kejadian kecelakaan itu...” aku mengingat seorang yeoja. “mana jisung..?” aku berbicara pelan. “Kang Jisung? Mianhae, aku yang melakukannya kepada mu...” aku hanya terdiam. “Sekarang aku mengerti jisung hanya benar-benar cinta kepada siapa. Dia hanya menyukaimu namja yang selalu bisa melindungi nya. Lee sungmin. Mianhae... aku menjebak mu bersama soojung. Jeomal mianhae-o” Sebuah nada penyesalan yang sangat besar.
            Sontak aku berlari dan melepaskan jarum infusku. Tak lupa aku membawa sebuah tempat lukisan. Aku berlari sekuat tenaga keluar rumah sakit tanpa memberdulikan kondisi badan ku yang masih rentan dan tangan ku yang patah. Semua penghuni rumah sakit terkejut. Aku menyetop sebuah taksi. Aku menyuruh taksi itu bergegas menuju rumah yeoja yang ku cintai. Kang jisung.
***
*jisung pov*
            Jam 11.55 malam. Pergantian hari menuju tanggal 26 Maret 2013. Sepertinya tahun ini tak ada hal sepesial yang ku tunggu. Tiba-tiba sebuah pesan singkat ku terima. Aku benar-benar terkejut melihat isinya. Jadi selama ini sungmin di jebak? Sontak aku mengambil jaketku dan berlari ke gerbang rumah ku. “jisung-a!” seorang namja memanggil ku. Sontak dia memeluku seperti saat dia mengigau diruang seni 3 hari yang lalu.
            “mianhae...” dia memintamaaf kepada ku. Tapi aku langsung menghentikannya “gwenchana, aku sudah tau.” Aku melihatnya lembut. “Tenggg!!!” bunyi jam di pagar rumah ku. “ah, ne! Sangeil chukae hamnida jisung-a!” dia memberika sebuah tabung kepada ku. “whaa~ ternyata kau masih afal kapan ulang tahun ku padahal kau sudah 2 hari tidak sadar! Igo mwoya?” aku bertanya tanya. Ku lihat lukisan diri ku di sana. “whaaa~ ini bagus sekali gomawo!” kulihat sudut bawah nya ada tulisan “MY GIRL, MY ENDLESS LOVE”
            “kau terima?” tanya sungmin kepada ku. Aku pun mengangguk. Dia terlihat sangat senang. Sepertinya dia memeluk ku lagi tapi, kenapa dia menutup matanya? Omwo?! Apa yang akandia lakukan?!
            BRUKKKK!
Dia terjatuh. “Yaaa! Lee sungmin! Lee sungmin?! Yakhh! Ayo bangun! Kau keterlaluan! Yakkh!” aku segera menelfon ambulans. Ottokhe? Dia tak juga bangun! Untung ambulans secepatnya datang.
***
Perlahan dia membuka matanya. “yakhh! Teganya kau pingsan di saat seperti itu!” kenapa hidungku basah? Perlahan cairan bening keluar dari mata ku. “uljima...  nan gwenchana...” bisanya dia tersenyum saat dia sakit. “nappeun..” aku menyeka air mata ku. “kau sangat jelek jika seperti itu... uljima, bagaimana kalau kita pergi ke tempat yang kau suka?” dia tertawa. “kau bersyukur kau masih hidup sekarang” nada bicara ku terdengar ketus.
“sudahlah. Lihat aku? Aku sudah sehatkan?” heung? Dia bisa berdiri? “yakh! Noe...! jadi kau hanya berpura-pura kemarin?! Aishh! Seharusnya aku sudah tau!” muka ku memerah. “nan noe namja. Jadi aku haruskuat kan? Hehe..” dia mengacak2 rambutnya. Aku baru ingat kalau dia sudah resmi menjadi namja cinguku.
“hei, kenapa diam? Ah ne! Hasil lombanya keluar hari ini kan? Boleh pinjam Tab mu?” sungmin meninta tab ku. “ini…’ dengan segara mencari hasilnya dan….. “yaa, namaku Lee sungmin kan? Namamu kang jisung kan?” dia menanyakan itudan mulai cemas. Apa dia hilang ingatan?
“kita menang!!!!!!!!” dia bersorak gembira. Aku pun melihat kearah tab itu. “jinja?!’ akumelihatgambar poster. Sepertinya aku tidak pernah menggambarnya tapi kenapa adadi sini? “yaaa, apa kita pernah  menggambarnya?”Tanya ku
“ini untukmu. Hadiah ulang tahunmu. Gomawo nae sarang” dia tersenyum kearahku. Namja ini memang banyak kejutan.saranghaeo sungmin-a
-END-

No comments:

Post a Comment